SEMINAR LINGKUNGAN “Inovasi dan Teknologi Pengelolaan Sampah Plastik”

KELOMPOK STUDI LINGKUNGAN BUANA KALPATARU

Salam Lestari!!!
Apa kabar sahabat lingkungan? Semoga dapat terus menjaga kelestarian lingkungan ya.
Pada kali ini kami Kelompok Studi Lingkungan Buana Kalpataru akan menyampaikan perihal kegiatan yang telah kami laksanakan. Dimana pada kesempatan kali ini kami menyelenggarakan acara Seminar Lingkungan yang diinisiasi oleh Bidang Kerjasama dan Informasi Lingkungan KSL “NATARU”. Hari sabtu, 26 November 2016 merupakan hari pelaksanaan dari acara Seminar Lingkungan ini.

Seperti yang kita ketahui bersama, permasalahan sampah khususnya sampah plastik masih menjadi problematika di kehidupan sehari-hari. Kuantitas sampah khususnya sampah plastik terus meningkat dan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk. Sehingga inovasi-inovasi dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut sangat dibutuhkan. Atas dasar itu, “Inovasi dan Teknologi Pengelolaan Sampah Plastik” adalah tema yang kami angkat pada Seminar Lingkungan ini.

Seminar Lingkungan ini mengundang 3 narasumber yang berkompeten di bidangnya masing-masing dan dipandu oleh 1 moderator. Narasumber yang pertama menjabat sebagai Kepala Bidang Energi dan Pengelolaan Limbah di Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada yaitu Bapak Chandra Wahyu Purnomo S.T., M.Eng., D.Eng. Narasumber yang kedua yaitu Bapak Bambang Suwerda S.T., M.Si yang merupakan Penggagas/Inovator Bank Sampah di Indonesia. Dan narasumber yang terakhir menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Daur Ulang Sampah di Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta yaitu Ibu Faizah, S.Si., M.Si. Dan yang bertindak selaku moderator pada Seminar Lingkungan ini yaitu Bapak Dr. Drs. H. Nasirudin, MS yang merupakan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di Institut Teknologi Yogyakarta.

Seminar Lingkungan ini diikuti sebanyak 115 peserta. Dimana peserta Seminar Lingkungan berasal dari anggota Kelompok Studi Lingkungan Buana Kalpataru, mahasiswa Institut Teknologi Yogyakarta dan mahasiswa umum di Yogyakarta. Dilihat dari banyaknya peserta yang bertanya seputar materi yang disampaikan oleh para narasumber, menjadi bukti bahwa peserta dalam Seminar Lingkungan sangat antusias dengan materi-materi yang diberikan. Harapan dengan diadakannya Seminar Lingkungan ini, inovasi-inovasi dan teknologi pengelolaan sampah plastik yang terbaru dapat diketahui lebih banyak lagi oleh semua lapisan masyarakat, terutama mahasiswa. Dan inovasi dan teknologi tersebut, diharapkan mampu diterapkan di kehidupan sehari-hari demi menjaga kelestarian lingkungan.

Salam Lestari!!!

 

 

STUDY CULTURE “Saparan Ki Ageng Wonolelo”

Salam Lestari!
Holla keluarga “NATARU”. Bagaimana kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat selalu ya dalam segala aktivitasnya. Nah pasti pada nungguin ya, kira-kira artikel tentang apa yang akan dibahas pada kali ini. Yapppp, pada artikel kali ini kami akan membahas kegiatan yang telah kami laksanakan pada hari Jum’at, 11 November 2016 yaitu Study Culture “Saparan Ki Ageng Wonolelo” yang diinisiasi oleh Bidang Pengkaderan KSL “NATARU”. So, lets start the story guys!
Sesuai dengan nama kegiatannya “Saparan Ki Ageng Wonolelo”, kegiatan ini bermaksud mengenang kembali leluhur mereka, terutama Ki Ageng Wonolelo sebagai penyebar agama islam di Pondok Wonolelo. Pondok Wonolelo adalah sebuah padukuhan yang terletak di wilayah Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman. Kegiatan Upacara Saparan ini dilaksanakan satu kali dalam setiap tahunnya. Dimana pada kegiatan ini terdapat kirab budaya sambil membawa pusaka-pusaka peninggalan Ki Ageng Wonolelo, seperti kopyah, Al-Quran dll. Selain benda benda pusaka, perlengkapan lainnya yang perlu disertakan adalah nasi tumpeng, apem, gelas minuman teh dan joli (bangunan mirip rumah yang digunakan untuk membawa pusaka).
Perlengkapan sajian yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat dalam kegiatan ini adalah apem. Apem merupakan sajian pokok yang tentunya tidak dapat ditinggalkan. Penduduk Padukuhan Pondok Wonolelo bergotong royong membuat apem yang akan disajikan ini. Sejarahnya, apem ini dulunya digunakan untuk membasmi hama tikus yang menyerang panenan penduduk Pondok Wonolelo oleh mertua Kepala Desa Widodomartani. Apem dibagi menjadi empat bagian sama besar dan setiap potongan apem ditaruh pada masing-masing aliran air dan menyebar secara merata ke sawah-sawah. Dan ternyata hal yang dilakukan ini dapat menghilangkan hama tikus. Sehingga sajian apem ini sudah menjadi ciri khas dalam kegiatan Upacara Saparan ini.
Kegiatan “Saparan Ki Ageng Wonolelo” dimulai dengan perjalanan kirab sekaligus membawa pusaka-pusaka Ki Ageng Wonolelo ke makam beliau. Setelah sampai di makam, pusaka-pusaka tersebut disemayamkan di dekat makam. Kemudian upacara dimulai dengan pembacaan sejarah singkat Ki Ageng Wonolelo dan ditutup dengan upacara tabur bunga di makam Ki Ageng Wonolelo. Puncak acara dalam kegiatan ini yaitu pembagian kue apem kepada peziarah-peziarah yang datang. Tetapi pembagian apem ini dilakukan setelah pusaka-pusaka Ki Ageng Wonolelo sudah dikembalikan ke tempat semula. Dengan dilakukannya pembagian kue apem ini, secara garis besar berakhir juga sudah kegiatan upacara Saparan Ki Ageng Wonolelo.
Last but not least, seperti itulah kegiatan Study Culture yang kami ikuti kemarin. Selain mempelajari ilmu pengetahuan tentang lingkungan, tentunya kami sebagai generasi muda juga harus mempelajari kebudayaan yang tujuannya sudah pasti untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Apakah kalian tertarik untuk mengikuti kegiatan ini? Silahkan saja langsung ikut guys, tetapi tahun depan yaa. Sekian dulu artikel kali ini, see you on the next article! KSL NATARU JAYA!!!
Salam Lestari!!!

 

study1 study2