MANFAAT KAYU BAJAKAH DARI HUTAN KALIMANTAN

Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai jenis tumbuhan dan kekayaan alam yang melimpah. Indonesia memiliki hutan tropis terbesar kedua di dunia yang didalamnya terdapat  lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat dan telah dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional  sekitar 300 jenis (Hariana, 2013). Masyarakat di Indonesia mempunyai kebiasaan menggunakan obat tradisional sebagai obat alternatif untuk mengobati berbagai macam penyakit. Obat tradisional menggunakan bahan alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, tumbuhan tersebut mengandung senyawa kimia yang dikenal dengan metabolit sekunder.

Tumbuhan akar bajakah (Spatholobus littoralis Hassk ) merupakan salah satu tumbuhan yang secara empiris dimanfaatkan oleh masyarakat pedalaman Kalimantan sebagai obat tradisional karena diduga memiliki beberapa kandungan metabolit sekunder. Tanaman akar Bajakah (Spatholobus littoralis Hassk) merupakan tanaman merambat pada pohon kayu Karl dari suku Phaseolea dengan ketinggian ± 50 meter, memiliki 29 spesies yang tumbuh di hutan tropis Indonesia. Dimana tumbuhan ini dapat digunakan untuk mengembalikan stamina saat beraktifitas di hutan, juga digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Manfaat kayu bajakah bagi kesehatan diantaranya adalah :

  • Menangkal radikal bebas

Senyawa fenolik yang terkandung dalam kayu bajakah diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Selain dapat menangkal efek radikal bebas, antioksidan juga berperan penting dalam penyembuhan penyakit degeneratif, seperti diabetes, kerusakan hati, penyakit kardiovaskuler, dan kanker.

  • Mencegah infeksi bakteri

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ekstrak kayu bajakah juga bisa dimanfaatkan untuk mencegah infeksi bakteri, khususnya bakteri Escherichia coli. Manfaat kayu bajakah ini diduga juga berasal dari kandungan senyawa alaminya, seperti flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol.

  • Mempercepat penyembuhan luka

Kayu bajakah diduga dapat mempercepat penyembuhan luka dan menghentikan perdarahan pada luka. Hal ini karena senyawa saponin dan tannin yang terkandung dalam kayu bajakah diketahui dapat merangsang pembentukan pembuluh darah baru pada luka. Hal ini tentu akan mendukung proses penyembuhan luka.

Dilihat dari kandungannya, kayu bajakah memang memiliki banyak potensi untuk kesehatan tubuh. Namun, demi keamanan, manfaat kayu bajakah untuk kanker ataupun penyakit lainnya perlu diteliti dan diuji lebih lanjut dalam skala yang lebih besar. Di luar itu, tanaman ini belum pernah dibudidayakan karena belum banyak orang yang tahu mengenai manfaatnya. Bajakah semakin terkenal setelah diteliti 3 pelajar SMA  dari indonesia yang meraih medali emas pada ajang ajang World Invention Creativity Olympic di Seoul, Korea Selatan, pada bulan Juli 2019.  Dimana ketiga pelajar tersebut menemukan bahwa kayu bajakah dapat mengobati kanker pada tikus putih. Hal ini diduga bisa terjadi karena kayu bajakah mengandung senyawa alami bernama flavonoid dan saponin yang memiliki sifat antikanker.

Dilihat dari kandungannya, kayu bajakah memang memiliki banyak potensi untuk kesehatan tubuh. Namun, demi keamanan, manfaat kayu bajakah untuk kanker ataupun penyakit lainnya perlu diteliti dan diuji lebih lanjut dalam skala yang lebih besar. Dan juga Kementrian Kesehatan RI meluruskan bahwa terkait penelitian tentang kayu bajakah yang dapat menyembuhkan kanker pada manusia masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Hal ini dilihat dari keterbatasan penelitian sebelumnya yang baru memperlihatkan efek kayu bajakah pada hewan. Untuk bisa menggunakan sebuah obat baru dengan aman, obat tersebut harus melalui beberapa tahap uji klinis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui cara kerja, keampuhan, batas aman dosis obat, dan efek samping yang bisa ditimbulkan obat

Sumber :

  1. dr. Meva Nareza. 2020. Fakta tentang Klaim Manfaat Kayu Bajakah untuk Kanker di https://www.alodokter.com (diakses 26 Februari 2021)
  2. FITRIANI, Fitriani, et al. Karakterisasi Tumbuhan Akar Bajakah (Spatholobus littoralis Hassk) Dari LOA KULU Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Riset Teknologi Industri, 2020, 14.2: 365-376.
  3. Hariana, A. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya (S. Nugroho (ed.); Cetakan 1). Penebar Swadaya Jakarta.